Pengertian SIG
Pernahkah Anda
sebelumnya mendengar atau membaca istilah SIG? Sebagai awal pemahaman beberapa
orang pakar telah mencoba memberikan definisi mengenai SIG ini. Tetapi bila
disimak, definisi tersebut satu sama lain saling melengkapi dan memiliki
pengertian yang hampir sama.
Berikut ini, beberapa
definisi SIG menurut para ahli:
1. Menurut Aronaff,
1989.
SIG adalah sistem
informasi yang didasarkan pada kerja komputer yang memasukkan, mengelola,
memanipulasi dan menganalisa data serta memberi uraian.
2. Menurut Barrough,
1986.
SIG merupakan alat
yang bermanfaat untuk pengumpulan, penimbunan, pengambilan kembali data yang
diinginkan dan penayangan data keruangan yang berasal dari kenyataan dunia.
3. Menurut Marble
et al, 1983.
SIG merupakan sistem
penanganan data keruangan.
4. Menurut Berry,
1988.
SIG merupakan sistem
informasi, referensi internal, serta otomatisasi data keruangan.
5. Menurut Calkin
dan Tomlison, 1984.
SIG merupakan sistem
komputerisasi data yang penting.
6. Menurut Linden,
1987.
SIG adalah sistem
untuk pengelolaan, penyimpanan, pemrosesan (manipulasi), analisis
dan penayangan data
secara spasial terkait dengan muka bumi.
7. Menurut Petrus
Paryono.
SIG adalah sistem
berbasis komputer yang digunakan untuk menyimpan, manipulasi dan menganalisis
informasi geografi.
Dari
definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa: SIG merupakan
pengelolaan data geografis yang didasarkan pada kerja komputer (mesin).
Pengelolaan Sistem Informasi Geografi
(SIG)
Setelah Anda memahami
pengertian SIG, sekarang Anda akan mempelajari pengelolaan SIG. Dalam
pengelolaan SIG ini, yang akan dibahas meliputi, sumber informasi geografi,
komponen-komponen SIG dan cara mengelola informasi geografi. Sekarang kita
mulai dengan mempelajari sumber informasi geografi.
Sumber Informasi Geografi
Sumber informasi
geografi selalu mengalami perubahan dari waktu ke waktu (bersifat dinamis),
sejalan dengan perubahan gejala alam dan gejala sosial. Dalam geografi,
informasi yang diperlukan harus memiliki ciri-ciri yang dimiliki ilmu lain,
yaitu:
1. Merupakan
pengetahuan (knowledge) hasil pengalaman.
2. Tersusun secara
sistematis, artinya merupakan satu kesatuan yang tersusun secara berurut dan
teratur.
3. Logis, artinya
masuk akal dan menunjukkan sebab akibat.
4. Objektif, artinya
berlaku umum dan mempunyai sasaran yang jelas dan teruji. Selain memiliki
ciri-ciri tersebut di atas, geografi juga harus menunjukkan ciri spasial
(keruangan) dan regional (kewilayahan). Aspek spasial dan regional merupakan
ciri khas geografi, yang membedakannya dengan ilmu-ilmu lain.
Karena geografi
merupakan kajian ilmiah mengenai gejala alam dan sosial dari sudut pandang
spasial dan regional, maka informasi geografi bersumber dari:
1.
Gejala-gejala litosfer
Gejala-gejala ini
meliputi relief dan topografi, jenis tanah dan batuan, serta sistem pelapisan
batuan. Contoh informasi geografi yang berasal dari gejala litosfer lihat
gambar di bawah ini.
Peta di atas
berjudul: Persebaran tanah di Indonesia. Peta tersebut menggambarkan tentang persebaran
jenis tanah di Indonesia berdasarkan proses terjadinya. Berdasarkan keterangan
peta:
a. putih, tanah
vulkanik yaitu tanah ini banyak dipengaruhi oleh vulkanik (letusan gunung api).
b. agak hitam, tanah
non vulkanik yaitu tanah yang terbentuk pada zaman tertier (akibat pelapukan).
c. hitam, tanah rawa
(aluvial) yaitu tanah yang terbentuk dari hasil sedimentasi (pengendapan),
umumnya berada di kawasan pantai landai.
2.
Gejala-gejala hidrosfer
Gejala-gejala ini
meliputi peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan kawasan perairan, baik
perairan darat maupun perairan laut, yang menyangkut bentuknya, sifatnya serta
fenomena lain tentang perairan. Contoh informasi geografi yang berasal dari
gejala hidrosfer, lihat gambar berikut ini.
Judul peta: Daerah dangkalan
Sunda dan dangkalan Sahul. Peta tersebut menggambarkan tentang daerah dangkalan
di Indonesia yaitu dangkalan Sunda di sebelah Barat dan dangkalan Sahul di
sebelah Timur. Dangkalan adalah laut yang kedalamannya kurang dari 200 meter,
merupakan relief dasar laut yang menurun perlahan-lahan (landai) mulai dari
pantai ke arah tengah lautan.
Berdasarkan
keterangan peta:
a. agak hitam, daerah
dangkalan Sunda yaitu meliputi laut-laut dangkal yang berada di sekitar laut
Sumatera, Jawa dan Kalimantan, serta pulau-pulau kecil di sekitar ketiga pulau
tersebut.
b. hitam, daerah
dangkalan Sahul yaitu meliputi laut-laut dangkal yang berada di sekitar pulau
Irian dan pulau-pulau kecil di sekitar pulau Irian.
3.
Gejala-gejala atmosfer
Gejala ini berkaitan
dengan informasi tentang cuaca dan iklim, termasuk unsur-unsurnya dan faktor
yang mempengaruhinya. Contoh informasi geografi yang berasal dari gejala atmosfer,
Keterangan gambar
5.3.
Peta di atas
meng-gambarkan persebaran curah hujan berdasarkan besarnya curah hujan (dalam
milimeter) dalam setahun untuk wilayah Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara.
Untuk membedakan besar curah hujan, silahkan lihat keterangan peta.
4.
Gejala-gejala biosfer
Gejala biosfer
berkaitan dengan tumbuhan, hewan dan manusia, yang sangat dipengaruhi oleh
unsur litosfer, hidrosfer dan atmosfer. Contoh informasi geografi yang berasal
dari gejala biosfer adalah persebaran sumber daya alam hayati (hidup)
Indonesia.
Berdasarkan judul,
peta di atas menggambarkan tentang persebaran sumber daya alam hayati (hidup)
di Indonesia. Dari peta ini kita dapat mengetahui daerah mana saja di Indonesia
yang banyak menghasilkan ikan tuna, kelapa, pala dan lainnya.
5.
Gejala-gejala sosial budaya
Gejala ini berkaitan
dengan kehidupan masyarakat antara lain kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang semakin pesat. Contoh gejala sosial budaya yang merupakan sumber informasi
geografi, yaitu persebaran obyek wisata kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
Keterangan gambar
5.5.
Peta di atas
meng-gambarkan daerah-daerah obyek wisata yang terdapat di kabupaten Banyumas,
Jawa Tengah. Contoh lain dari gejala-gejala sosial budaya adalah industri, perhubungan,
pemukiman. Dengan kata lain gejala-gejala sosial budaya adalah kenampakan-kenampakan
di permukaan bumi sebagai hasil buatan manusia. Untuk memperoleh informasi
(data), dilakukan survey (penelitian) baik melalui jelajah lapangan (pengamatan
langsung objek), maupun melalui wawancara langsung maupun tidak langsung
(menggunakan angket). Tetapi jelajah lapangan mengalami banyak kendala (hambatan),
yaitu biaya yang mahal, tenaga yang banyak dan sulit menjangkau medan. Semua
kendala ini dapat diatasi dengan memanfaatkan teknik penginderaan jauh, yaitu pemotretan
dari udara.
Komponen-komponen dalam SIG
Anda telah mengetahui
dari mana sumber informasi geografi diperoleh. Sekarang Anda akan mempelajari
apa saja komponen-komponen dalam SIG. SIG merupakan produk dari beberapa
komponen. Komponen-komponen yang terdapat dalam SIG yaitu perangkat keras, perangkat
lunak dan intelegensi manusia.
1.
Perangkat keras (Hardware)
Perangkat keras:
berupa komputer beserta instrumennya (perangkat pendukungnya) Data yang
terdapat dalam SIG diolah melalui perangkat keras. Perangkat keras dalam SIG
terbagi menjadi tiga kelompok yaitu:
a. Alat masukan
(input) sebagai alat untuk memasukkan data ke dalam jaringan komputer. Contoh:
Scanner, digitizer, CD-ROM.
b. Alat pemrosesan,
merupakan sistem dalam komputer yang berfungsi mengolah, menganalisis dan
menyimpan data yang masuk sesuai kebutuhan, contoh: CPU, tape drive, disk
drive.
c. Alat keluaran
(ouput) yang berfungsi menayangkan informasi geografi sebagai data dalam proses
SIG, contoh: VDU, plotter, printer. Bila Anda ingin gambaran yang lebih jelas,
perhatikan skema berikut:
Keterangan gambar
5.6.
Data dasar geografi
melalui unit masukan (digitizer, scanner, CD-ROM) dimasukkan ke komputer. Data
yang telah masuk akan diolah melalui CPU (pusat pemrosesan data), dan CPU ini
dihubungkan dengan:
a. Unit penyimpanan
(disk drive, tape drive) untuk disimpan dalam disket.
b. Unit keluaran
(printer, plotter) untuk dicetak menjadi data dalam bentuk peta.
c. VDU (layar
monitor) untuk ditayangkan agar dapat dikontrol oleh para pemakai dan
programmer (pembuat program).
Scanner : alat untuk membaca tulisan pada
sebuah kertas atau gambar.
CD-ROM : alat
untuk menyimpan program.
Digitizer : alat
pengubah data asli (gambar) menjadi data digital (angka).
Plotter : alat
yang mencetak peta dalam ukuran relatif besar.
Printer : alat
yang mencetak data maupun peta dalam ukuran relatif kecil.
CPU : (Central
Processing Unit) pusat pemrosesan data digital.
VDU : (Visual
Display Unit) layar monitor untuk menayangkan hasil pemrosesan.
Disk drive : bagian
CPU untuk menghidupkan program.
Tape drive : bagian
CPU untuk menyimpan program.
2.
Perangkat lunak (software)
Perangkat lunak,
merupakan sistem modul yang berfungsi untuk memasukkan, menyimpan dan
mengeluarkan data yang diperlukan. Untuk lebih jelasnya, perhatikan skema di
bawah ini!
Keterangan gambar
5.7.
Data hasil
penginderaan jauh dan tambahan (data lapangan, peta) dijadikan satu menjadi data
dasar geografi. Data dasar tersebut dimasukkan ke komputer melalui unit masukan
untuk disimpan dalam disket. Bila diperlukan data yang telah disimpan tersebut
dapat ditayangkan melalui layar monitor atau dicetak untuk bahan laporan (dalam
bentuk peta/ gambar). Data ini juga dapat diubah untuk menjaga agar data tetap
aktual (sesuai dengan keadaan sebenarnya).
3.
Intelegensi manusia (brainware)
Brainware merupakan
kemampuan manusia dalam pengelolaan dan pemanfaatan SIG secara efektif. Bagaimanapun
juga manusia merupakan subjek (pelaku) yang mengendalikan seluruh sistem,
sehingga sangat dituntut kemampuan dan penguasaannya terhadap ilmu dan teknologi
mutakhir. Selain itu diperlukan pula kemampuan untuk memadukan pengelolaan dengan
pemanfaatan SIG, agar SIG dapat digunakan secara efektif dan efisien. Adanya koordinasi
dalam pengelolaan SIG sangat diperlukan agar informasi yang diperoleh tidak simpang
siur, tetapi tepat dan akurat. Berikut ini disajikan skema dari
komponen-komponen dalam SIG.
Cara Mengelola Informasi Geografi
Anda telah memahami
komponen-komponen dalam SIG. Sekarang marilah kita bahas mengenai bagaimana
cara mengelola informasi geografi. Secara umum proses SIG terdiri atas tiga
bagian (subsistem), yaitu subsistem masukan data (input data), manipulasi dan analisis
data, menyajikan data (output data). Baiklah kita akan membahasnya satu persatu
dari ketiga subsistem tersebut.
1.
Subsistem masukan data (input data)
Subsistem ini
berperan untuk memasukkan data dan mengubah data asli ke bentuk yang dapat
diterima dan dipakai dalam SIG. Semua data dasar geografi diubah dulu menjadi
data digital, sebelum dimasukkan ke komputer. Data digital memiliki kelebihan dibandingkan
dengan peta (garis, area) karena jumlah data yang disimpan lebih banyak dan
pengambilan kembali lebih cepat. Ada dua macam data dasar geografi, yaitu data spasial
dan data atribut.
a. Data spasial
(keruangan), yaitu data yang menunjukkan ruang, lokasi atau tempattempat di
permukaan bumi. Data spasial berasal dari peta analog, foto udara dan penginderaan
jauh dalam bentuk cetak kertas.
b. Data atribut
(deskriptis), yaitu data yang terdapat pada ruang atau tempat. Atribut menjelaskan
suatu informasi. Data atribut diperoleh dari statistik, sensus, catatan lapangan
dan tabular (data yang disimpan dalam bentuk tabel) lainnya. Data atribut dapat
dilihat dari segi kualitas, misalnya kekuatan pohon. Dan dapat dilihat dari
segi kuantitas, misalnya jumlah pohon.Data spasial dan data atribut tersimpan
dalam bentuk titik (dot), garis (vektor), poligon (area) dan pixel (grid). Data
dalam bentuk titik (dot), meliputi ketinggian tempat, curah hujan, lokasi dan
topografi. Data dalam bentuk garis (vektor), meliputi jaringan jalan, pipa air
minum, pola aliran sungai dan garis kontur. Data dalam bentuk poligon (area), meliputi
daerah administrasi, geologi, geomorfologi, jenis tanah dan penggunaan tanah.
Data dalam bentuk
pixel (grid), meliputi citra satelit dan foto udara. Data dasar yang dimasukkan
dalam SIG diperoleh dari tiga sumber, yaitu data lapangan (teristris), data
peta dan data penginderaan jauh. Berikut ini akan dibahas satu per satu mengenai
data dasar tersebut.
1) Data lapangan
(teristris)
Data teristris adalah
data yang diperoleh secara langsung melalui hasil pengamatan di lapangan,
karena data ini tidak terekam dengan alat penginderaan jauh. Misalnya, batas
administrasi, kepadatan penduduk, curah hujan, jenis tanah dan kemiringan lereng.
2) Data peta
Data peta adalah data yang digunakan
sebagai masukan dalam SIG yang diperoleh dari peta, kemudian diubah ke dalam
bentuk digital. Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar
3) Data penginderaan jauh
Data ini merupakan
data dalam bentuk citra dan foto udara. Citra adalah gambar permukaan bumi yang
diambil melalui satelit. Sedangkan foto udara adalah gambar permukaan bumi yang
diambil melalui pesawat udara. Informasi yang terekam pada citra penginderaan
jauh yang berupa foto udara atau radar, diinterpretasi (ditafsirkan) dahulu
sebelum diubah ke dalam bentuk digital. Sedangkan citra yang diperoleh dari
satelit yang sudah dalam bentuk digital, langsung digunakan setelah diadakan
koreksi seperlunya.
Pengertian SIG
Pernahkah Anda
sebelumnya mendengar atau membaca istilah SIG? Sebagai awal pemahaman beberapa
orang pakar telah mencoba memberikan definisi mengenai SIG ini. Tetapi bila
disimak, definisi tersebut satu sama lain saling melengkapi dan memiliki
pengertian yang hampir sama.
Berikut ini, beberapa
definisi SIG menurut para ahli:
1. Menurut Aronaff,
1989.
SIG adalah sistem
informasi yang didasarkan pada kerja komputer yang memasukkan, mengelola,
memanipulasi dan menganalisa data serta memberi uraian.
2. Menurut Barrough,
1986.
SIG merupakan alat
yang bermanfaat untuk pengumpulan, penimbunan, pengambilan kembali data yang
diinginkan dan penayangan data keruangan yang berasal dari kenyataan dunia.
3. Menurut Marble
et al, 1983.
SIG merupakan sistem
penanganan data keruangan.
4. Menurut Berry,
1988.
SIG merupakan sistem
informasi, referensi internal, serta otomatisasi data keruangan.
5. Menurut Calkin
dan Tomlison, 1984.
SIG merupakan sistem
komputerisasi data yang penting.
6. Menurut Linden,
1987.
SIG adalah sistem
untuk pengelolaan, penyimpanan, pemrosesan (manipulasi), analisis
dan penayangan data
secara spasial terkait dengan muka bumi.
7. Menurut Petrus
Paryono.
SIG adalah sistem
berbasis komputer yang digunakan untuk menyimpan, manipulasi dan menganalisis
informasi geografi.
Dari
definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa: SIG merupakan
pengelolaan data geografis yang didasarkan pada kerja komputer (mesin).
Pengelolaan Sistem Informasi Geografi
(SIG)
Setelah Anda memahami
pengertian SIG, sekarang Anda akan mempelajari pengelolaan SIG. Dalam
pengelolaan SIG ini, yang akan dibahas meliputi, sumber informasi geografi,
komponen-komponen SIG dan cara mengelola informasi geografi. Sekarang kita
mulai dengan mempelajari sumber informasi geografi.
Sumber Informasi Geografi
Sumber informasi
geografi selalu mengalami perubahan dari waktu ke waktu (bersifat dinamis),
sejalan dengan perubahan gejala alam dan gejala sosial. Dalam geografi,
informasi yang diperlukan harus memiliki ciri-ciri yang dimiliki ilmu lain,
yaitu:
1. Merupakan
pengetahuan (knowledge) hasil pengalaman.
2. Tersusun secara
sistematis, artinya merupakan satu kesatuan yang tersusun secara berurut dan
teratur.
3. Logis, artinya
masuk akal dan menunjukkan sebab akibat.
4. Objektif, artinya
berlaku umum dan mempunyai sasaran yang jelas dan teruji. Selain memiliki
ciri-ciri tersebut di atas, geografi juga harus menunjukkan ciri spasial
(keruangan) dan regional (kewilayahan). Aspek spasial dan regional merupakan
ciri khas geografi, yang membedakannya dengan ilmu-ilmu lain.
Karena geografi
merupakan kajian ilmiah mengenai gejala alam dan sosial dari sudut pandang
spasial dan regional, maka informasi geografi bersumber dari:
1.
Gejala-gejala litosfer
Gejala-gejala ini
meliputi relief dan topografi, jenis tanah dan batuan, serta sistem pelapisan
batuan. Contoh informasi geografi yang berasal dari gejala litosfer lihat
gambar di bawah ini.
Peta di atas
berjudul: Persebaran tanah di Indonesia. Peta tersebut menggambarkan tentang persebaran
jenis tanah di Indonesia berdasarkan proses terjadinya. Berdasarkan keterangan
peta:
a. putih, tanah
vulkanik yaitu tanah ini banyak dipengaruhi oleh vulkanik (letusan gunung api).
b. agak hitam, tanah
non vulkanik yaitu tanah yang terbentuk pada zaman tertier (akibat pelapukan).
c. hitam, tanah rawa
(aluvial) yaitu tanah yang terbentuk dari hasil sedimentasi (pengendapan),
umumnya berada di kawasan pantai landai.
2.
Gejala-gejala hidrosfer
Gejala-gejala ini
meliputi peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan kawasan perairan, baik
perairan darat maupun perairan laut, yang menyangkut bentuknya, sifatnya serta
fenomena lain tentang perairan. Contoh informasi geografi yang berasal dari
gejala hidrosfer, lihat gambar berikut ini.
Judul peta: Daerah dangkalan
Sunda dan dangkalan Sahul. Peta tersebut menggambarkan tentang daerah dangkalan
di Indonesia yaitu dangkalan Sunda di sebelah Barat dan dangkalan Sahul di
sebelah Timur. Dangkalan adalah laut yang kedalamannya kurang dari 200 meter,
merupakan relief dasar laut yang menurun perlahan-lahan (landai) mulai dari
pantai ke arah tengah lautan.
Berdasarkan
keterangan peta:
a. agak hitam, daerah
dangkalan Sunda yaitu meliputi laut-laut dangkal yang berada di sekitar laut
Sumatera, Jawa dan Kalimantan, serta pulau-pulau kecil di sekitar ketiga pulau
tersebut.
b. hitam, daerah
dangkalan Sahul yaitu meliputi laut-laut dangkal yang berada di sekitar pulau
Irian dan pulau-pulau kecil di sekitar pulau Irian.
3.
Gejala-gejala atmosfer
Gejala ini berkaitan
dengan informasi tentang cuaca dan iklim, termasuk unsur-unsurnya dan faktor
yang mempengaruhinya. Contoh informasi geografi yang berasal dari gejala atmosfer,
Keterangan gambar
5.3.
Peta di atas
meng-gambarkan persebaran curah hujan berdasarkan besarnya curah hujan (dalam
milimeter) dalam setahun untuk wilayah Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara.
Untuk membedakan besar curah hujan, silahkan lihat keterangan peta.
4.
Gejala-gejala biosfer
Gejala biosfer
berkaitan dengan tumbuhan, hewan dan manusia, yang sangat dipengaruhi oleh
unsur litosfer, hidrosfer dan atmosfer. Contoh informasi geografi yang berasal
dari gejala biosfer adalah persebaran sumber daya alam hayati (hidup)
Indonesia.
Berdasarkan judul,
peta di atas menggambarkan tentang persebaran sumber daya alam hayati (hidup)
di Indonesia. Dari peta ini kita dapat mengetahui daerah mana saja di Indonesia
yang banyak menghasilkan ikan tuna, kelapa, pala dan lainnya.
5.
Gejala-gejala sosial budaya
Gejala ini berkaitan
dengan kehidupan masyarakat antara lain kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang semakin pesat. Contoh gejala sosial budaya yang merupakan sumber informasi
geografi, yaitu persebaran obyek wisata kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
Keterangan gambar
5.5.
Peta di atas
meng-gambarkan daerah-daerah obyek wisata yang terdapat di kabupaten Banyumas,
Jawa Tengah. Contoh lain dari gejala-gejala sosial budaya adalah industri, perhubungan,
pemukiman. Dengan kata lain gejala-gejala sosial budaya adalah kenampakan-kenampakan
di permukaan bumi sebagai hasil buatan manusia. Untuk memperoleh informasi
(data), dilakukan survey (penelitian) baik melalui jelajah lapangan (pengamatan
langsung objek), maupun melalui wawancara langsung maupun tidak langsung
(menggunakan angket). Tetapi jelajah lapangan mengalami banyak kendala (hambatan),
yaitu biaya yang mahal, tenaga yang banyak dan sulit menjangkau medan. Semua
kendala ini dapat diatasi dengan memanfaatkan teknik penginderaan jauh, yaitu pemotretan
dari udara.
Komponen-komponen dalam SIG
Anda telah mengetahui
dari mana sumber informasi geografi diperoleh. Sekarang Anda akan mempelajari
apa saja komponen-komponen dalam SIG. SIG merupakan produk dari beberapa
komponen. Komponen-komponen yang terdapat dalam SIG yaitu perangkat keras, perangkat
lunak dan intelegensi manusia.
1.
Perangkat keras (Hardware)
Perangkat keras:
berupa komputer beserta instrumennya (perangkat pendukungnya) Data yang
terdapat dalam SIG diolah melalui perangkat keras. Perangkat keras dalam SIG
terbagi menjadi tiga kelompok yaitu:
a. Alat masukan
(input) sebagai alat untuk memasukkan data ke dalam jaringan komputer. Contoh:
Scanner, digitizer, CD-ROM.
b. Alat pemrosesan,
merupakan sistem dalam komputer yang berfungsi mengolah, menganalisis dan
menyimpan data yang masuk sesuai kebutuhan, contoh: CPU, tape drive, disk
drive.
c. Alat keluaran
(ouput) yang berfungsi menayangkan informasi geografi sebagai data dalam proses
SIG, contoh: VDU, plotter, printer. Bila Anda ingin gambaran yang lebih jelas,
perhatikan skema berikut:
Keterangan gambar
5.6.
Data dasar geografi
melalui unit masukan (digitizer, scanner, CD-ROM) dimasukkan ke komputer. Data
yang telah masuk akan diolah melalui CPU (pusat pemrosesan data), dan CPU ini
dihubungkan dengan:
a. Unit penyimpanan
(disk drive, tape drive) untuk disimpan dalam disket.
b. Unit keluaran
(printer, plotter) untuk dicetak menjadi data dalam bentuk peta.
c. VDU (layar
monitor) untuk ditayangkan agar dapat dikontrol oleh para pemakai dan
programmer (pembuat program).
Scanner : alat untuk membaca tulisan pada
sebuah kertas atau gambar.
CD-ROM : alat
untuk menyimpan program.
Digitizer : alat
pengubah data asli (gambar) menjadi data digital (angka).
Plotter : alat
yang mencetak peta dalam ukuran relatif besar.
Printer : alat
yang mencetak data maupun peta dalam ukuran relatif kecil.
CPU : (Central
Processing Unit) pusat pemrosesan data digital.
VDU : (Visual
Display Unit) layar monitor untuk menayangkan hasil pemrosesan.
Disk drive : bagian
CPU untuk menghidupkan program.
Tape drive : bagian
CPU untuk menyimpan program.
2.
Perangkat lunak (software)
Perangkat lunak,
merupakan sistem modul yang berfungsi untuk memasukkan, menyimpan dan
mengeluarkan data yang diperlukan. Untuk lebih jelasnya, perhatikan skema di
bawah ini!
Keterangan gambar
5.7.
Data hasil
penginderaan jauh dan tambahan (data lapangan, peta) dijadikan satu menjadi data
dasar geografi. Data dasar tersebut dimasukkan ke komputer melalui unit masukan
untuk disimpan dalam disket. Bila diperlukan data yang telah disimpan tersebut
dapat ditayangkan melalui layar monitor atau dicetak untuk bahan laporan (dalam
bentuk peta/ gambar). Data ini juga dapat diubah untuk menjaga agar data tetap
aktual (sesuai dengan keadaan sebenarnya).
3.
Intelegensi manusia (brainware)
Brainware merupakan
kemampuan manusia dalam pengelolaan dan pemanfaatan SIG secara efektif. Bagaimanapun
juga manusia merupakan subjek (pelaku) yang mengendalikan seluruh sistem,
sehingga sangat dituntut kemampuan dan penguasaannya terhadap ilmu dan teknologi
mutakhir. Selain itu diperlukan pula kemampuan untuk memadukan pengelolaan dengan
pemanfaatan SIG, agar SIG dapat digunakan secara efektif dan efisien. Adanya koordinasi
dalam pengelolaan SIG sangat diperlukan agar informasi yang diperoleh tidak simpang
siur, tetapi tepat dan akurat. Berikut ini disajikan skema dari
komponen-komponen dalam SIG.
Cara Mengelola Informasi Geografi
Anda telah memahami
komponen-komponen dalam SIG. Sekarang marilah kita bahas mengenai bagaimana
cara mengelola informasi geografi. Secara umum proses SIG terdiri atas tiga
bagian (subsistem), yaitu subsistem masukan data (input data), manipulasi dan analisis
data, menyajikan data (output data). Baiklah kita akan membahasnya satu persatu
dari ketiga subsistem tersebut.
1.
Subsistem masukan data (input data)
Subsistem ini
berperan untuk memasukkan data dan mengubah data asli ke bentuk yang dapat
diterima dan dipakai dalam SIG. Semua data dasar geografi diubah dulu menjadi
data digital, sebelum dimasukkan ke komputer. Data digital memiliki kelebihan dibandingkan
dengan peta (garis, area) karena jumlah data yang disimpan lebih banyak dan
pengambilan kembali lebih cepat. Ada dua macam data dasar geografi, yaitu data spasial
dan data atribut.
a. Data spasial
(keruangan), yaitu data yang menunjukkan ruang, lokasi atau tempattempat di
permukaan bumi. Data spasial berasal dari peta analog, foto udara dan penginderaan
jauh dalam bentuk cetak kertas.
b. Data atribut
(deskriptis), yaitu data yang terdapat pada ruang atau tempat. Atribut menjelaskan
suatu informasi. Data atribut diperoleh dari statistik, sensus, catatan lapangan
dan tabular (data yang disimpan dalam bentuk tabel) lainnya. Data atribut dapat
dilihat dari segi kualitas, misalnya kekuatan pohon. Dan dapat dilihat dari
segi kuantitas, misalnya jumlah pohon.Data spasial dan data atribut tersimpan
dalam bentuk titik (dot), garis (vektor), poligon (area) dan pixel (grid). Data
dalam bentuk titik (dot), meliputi ketinggian tempat, curah hujan, lokasi dan
topografi. Data dalam bentuk garis (vektor), meliputi jaringan jalan, pipa air
minum, pola aliran sungai dan garis kontur. Data dalam bentuk poligon (area), meliputi
daerah administrasi, geologi, geomorfologi, jenis tanah dan penggunaan tanah.
Data dalam bentuk
pixel (grid), meliputi citra satelit dan foto udara. Data dasar yang dimasukkan
dalam SIG diperoleh dari tiga sumber, yaitu data lapangan (teristris), data
peta dan data penginderaan jauh. Berikut ini akan dibahas satu per satu mengenai
data dasar tersebut.
1) Data lapangan
(teristris)
Data teristris adalah
data yang diperoleh secara langsung melalui hasil pengamatan di lapangan,
karena data ini tidak terekam dengan alat penginderaan jauh. Misalnya, batas
administrasi, kepadatan penduduk, curah hujan, jenis tanah dan kemiringan lereng.
2) Data peta
Data peta adalah data yang digunakan
sebagai masukan dalam SIG yang diperoleh dari peta, kemudian diubah ke dalam
bentuk digital. Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar
3) Data penginderaan jauh
Data ini merupakan
data dalam bentuk citra dan foto udara. Citra adalah gambar permukaan bumi yang
diambil melalui satelit. Sedangkan foto udara adalah gambar permukaan bumi yang
diambil melalui pesawat udara. Informasi yang terekam pada citra penginderaan
jauh yang berupa foto udara atau radar, diinterpretasi (ditafsirkan) dahulu
sebelum diubah ke dalam bentuk digital. Sedangkan citra yang diperoleh dari
satelit yang sudah dalam bentuk digital, langsung digunakan setelah diadakan
koreksi seperlunya.
0 komentar:
Posting Komentar